Minggu, 12 Februari 2017
Selasa, 31 Januari 2017
Indikator Pembangunan Daerah
Basis/ Fokus
|
Kelompok
|
Indikator-indikator
operasional
|
Tujuan
Pembangunan
|
1. Produktivitas,
efisiensi, dan pertumbuhan (Growth)
|
a. Pendapatan
wilayah (PDRB, PDRB per kapita, pertumbuhan PDRB)
b. Kelayakan
financial/ ekonomi (NVP, BCR, IRR, BEP)
c. Spesialisasi,
keunggulan komparatif/ kompetitif (Location
Quotient, Shift Share Analysis)
d. Produktivitas
produk unggulan
|
2. Pemerataan,
keberimbangan, dan keadilan (equity)
|
a. Distribusi
pendapatan (Gini rasio, structural)
b. Ketenagakerjaan/
pengangguran (terbuka, terselubung, setengah)
c. Kemiskinan
(Good-service ratio, garis
kemiskinan, % konsumsi makanan)
d. Keseimbangan
wilayah (spasial, central, capital, dan
sector balance)
|
|
3. Keberlanjutan
(Sustainability)
|
a. Dimensi
Lingkungan
b. Dimensi
ekonomi
c. Dimensi
social
|
|
Sumberdaya
|
1. Sumber
daya manusia
|
a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. Kompetensi
d. Etos
kerja/ social
e. Pendapatan/
produktivitas
f.
Kesehatan
g. Indeks
pembangunan manusia (IPM)
|
2. Sumber
daya alam
|
a. Tekanan
b. Dampak
c. Degradasi
|
|
3. Sumber
daya buatan/ sarana dan prasarana
|
a. Skalogram
fasilitas pelayanan
b. Aksesibilitas
terhadap fasilitas
|
|
4. Sumber
daya social (social capital)
|
a. Regulasi/aturan
adat/budaya (norm)
b. Organisasi
(network)
c. Rasa
percaya (trust)
|
|
Proses
Pembangunan
|
1. Input
2. Proses/ implementasi
3. Output
4. Outcome
5. Benefit
6. impact
|
a. input
dasar (SDA, SDM, Infrastruktur, SDSosial)
b. Input
antara, transparansi, efisiensi manajemen, tingkat partisipasi masyarakat/ stakeholders
c. Total
volume produksi
|
Kamis, 26 Januari 2017
Senin, 23 Januari 2017
Senin, 19 Desember 2016
KHUTBAH JUM’AT; AL-QUR’AN SEBAGAI TEMPAT KEMBALI
Oleh
Dodo
Kurniawan, SE., ME.
Mesjid
Subulussalam Desa Matua
Desember 2016
Hadirin sidang Jum’at yang berbahagia
Pertama
dan paling utama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kehadiran
Allah SWT atas segala nikmat kesehatan,
kesempatan dan sekaligus nikmat Islam dan Iman sehingga kita sebagai ummat Islam
bisa menjalankan ibadah sholat Jum’at berjama’ah
Sholawat
dan salam kita senantiasa bacakan kepada Nabi Muhammad yang sepanjang hayatnya
gigih berjuang mengorbankan jiwa, raga, harta dan bendanya hanya untuk
menegakkan agama Islam. Agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam raya ini.
Khotib
berwasiat kepada Jama’ah Jum’at sekalian, terutama pada diri khotib pribadi dan
keluarga, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita
kepada Allah SWT dengan cara menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala
larangannya sesuia tingkat keimanan dan ketaqwaan kita masing-masing dan
dilakukan secara bertahap serta terus menerus dengan istiqomah (konsisten).
Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan
Allah
Adapun judul khutbah pada
jum’at tanggal 23 Desember 2016 yakni Al-Qur’an
sebagai Tempat Kembali.
Allah SWT. Berfirman.
9. Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan)
yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,
Dasar utama syariat Islam
yang dibawah oleh Nabi Muhammad SAW. Ialah Al-Qur’an. Nabi Muhammad SAW.
Memimpin umatnya menuju ksempurnaan hidup lahir dan batin, dunia dan akhirat
juga dengan Al-Qur’an. Bahkan dengan senjata Al-Qur’an itulah, Nabi Muhammad
SAW. Berhasil mengangkat derajat umatnya dari lembah kehinaan dan kesengsaraan
yang disebabkan keadaan moral manusia pada waktu itu sudah sangat bejat atau
penyakit krisis akhlak. Namun dengan bimbingan Al-Qur’an, penyakit akhlak ini
dapat terobati sehingga umat Nabi Mumahammad SAW. Dapat berbalik menjadi umat
yang terhormat, memiliki kepribadian luhur, dan tahu akan hak dan kewajiban
dalam hidup ini.
Dari lembaran sejarah
perkembangan umat Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW. Dan pada masa-masa
keemasan Islam ketika mengalami kemajuan yang sangat pesat dan mengalami
kejayaan yang begitu hebat, terbukti bahwa semua itu karena mereka benar-benar
memegang teguh ajaran Al-Qur’an, sangat mengagumi Al-Qur’an, menjunjung tinggi
perintah Allah SWT., dan mengamalkannya dengan sungguh-sungguh. Begitu hebatnya
Al-Qur’an dalam melambangkan kesucian, kebenaran dan keadilan dalam kehidupan
umat manusia sehingga pada zaman itu Al-Qur’an benar-benar merupakan pelita
yang tak junjung padam bagi umat Islam, yang selalu menyinari perjuangan kaum
muslimin menuju arah jalan hidup yang benar di mana pun juga. Firman Allah,
seperti ayat 9 surat al-Isra’ mengisaratkan hal itu.
Betapa pun hebatnya umat
Islam pada zaman itu dalam mencari kemajuan dunia dengan sehebat-hebatnya,
mereka tak pernah meninggalkan Al-Qur’an sedikit pun. Suara seruan dan cahaya
Al-Qur’an dapat menembus hati mereka hingga kecintaan umat Islam terhadap
Al-Qur’an pada zaman itu telah mendarah daging. Jiwa mereka menjadi tentram,
hati mereka merasa terobati, pikiran mereka menjadi tenang karena pentunjuk-petunjuk
Al-Qur’an.
Besarnya perhatian umat
Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW.terhadap Al-Qur’an terbukti dengan banyaknya
para sahabat yang hafal Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai alat menghubungkan
diri dengan dengan Allah SWT. Untuk
mencari ketentraman hidup. Para sahabat bukan hanya sekedar menghafal bacaan
Al-Qur’an, tetapi betul-betul memahami isinya, rahasia hikamh yang terkandung
di dalamnya.
Dari lembaran sejarah
pula, kita dapat mengetahui bahwa di antara factor-faktor yang menyebabkan kaum
muslimin mengalami kemunduran, bahkan keadaan rohani mereka makin lama makin
merosot, di antaranya adalah karena makin lama mereka makin jauh dari
Al-Qur’an. Kecintaan seorang muslim terhadap Al-Qur’an makin berkurang dan
amal-amal mereka banyak yang tidak sesuai dengan ajaran Al-Qur’an.
Suasana rumah tangga pun
menjadi muram dan suram karena tidak pernah mendapat sinar cahaya dari
Al-Qur’an. Dalam rumah mereka pernah terdengar lagi suara Al-Qur’an. Yang ada
hanya suar nafsu, suara hati yang selalu tunduk dibawah bujukan setan sehingga
jiwanya tak pernah merasa tentram. Kehidupan mereka menjadi terlepas dari
pertolongan Allah SWT. Karena tidak ada lagi tali yang menghubungkan dirinya
dengan Allah, yaitu Al-Qur’anul Karim.
82. dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian.
Menyikapi perubahan pola
hidup umat Islam, Abu Bakar pernah menyampaikan sebuah sinyalemen sekaligus
nasihat kepada sahabat yang lain, “kelak
akan kalian saksikan kepemimpinan seorang pemimpin yang berkuasa secara
dictator dan otoriter. Akibatnya, kondisi rakyat saat itu terpecah- belah dan
banyak darah yang mengalir sia-sia disebabkan banyaknya pertentangan serta
pertikaian di antara mereka. Kemudian kebatilan pun semakin menjadi-jadi
padahal ahli kebenaran berada di tengah-tengahnya, tetapi pada kenyataannya
tidak mempunyai pengaruh sama sekali, lalu seakan-akan norma kebaikan menjadi
hilang”.
Andaikan kondisinya
seperti itu, Abu Bakar pun melanjutkan pernyataannya sebagi solusi untuk
mengatasi keadaan yang dihadapi umat saat itu, ”Hendaklah mereka kembali ke Masjid serta sebarkan Al-Qur’an dan
berpegang teguhlah padanya.”
Kalau kita mencermati, pernyataan
yang dikutib dari kitab Atsar Shahabah itu benar-benar terbukti. Sinyalemen
tersebut dapat dilihat dari sejarah perjalanan umat Islam, mulai dari
kepemimpinan Mu’awiyah hingga umat Islam terpecah-belah dan tersebar di
berbagai Negara. Penyebab utamanya adalah ketidakmampiun sekaligus sikap arogan
para pemimpinnya sehingga kelemahan yang ada dalam umat yang dipimpinnya tidak
pernah diperbaiki. (contoh Negara Islam di timur tengah Surya, Irak, Tunesia,
dll).
Di Negara kita sendiri,
fenomena yang muncul di masyarakat, yaitu adanya perang sudara dengan isu-isu
sara yang tak pernah berkesudahan, serta yang paling mengecewakan adalah
terjadinya perpecahan di tubuh umat Islam itu sendiri karena memperjuangkan
idealism tokohnya masing-masing. Di sisi lain para tokoh agama dan
lembaga-lembaga keagamaan, baik swasta maupun yang dibiayai oleh Negara, terus
menyebarkan nilai-nilai kebenaran, tetapi kenyataannya tidak pernah memberikan
bekas pada kehidupan ini. Perjudian, perzinaan, dan mabuk-mabukkan serta
berbagai penyimbangan hidup lainnya semakin merajalela di tanah air kita ini
bahkan terjadi di daerah kita dan yang lebih memprihatinkan lagi terjadi di
lingkungan kita tercinta ini.
Selain itu pula, keadaan
politik, ekonomi, social, budaya dan pendidikan semakin terpuruk kelembah
juruang kehancuran. Rakyat kecil menderita karena semakin timpangnya
kesenjangan antara si Miskin dan si Kaya, moralitas pemuda menjadi rusak, dan
anak-anak kehilangan masa depan, tak lagi ceria menatap hari esoknya sebab
menjadi korban konflik yang tak berkesudahan, dan tentu saja perekonomian pun
menjadi terburuk.
Apabila keadaan sudah
carut marut seperti ini, nasihat Abu Bakar di atas memberikan dua solusi kepada
kita.
Solusi Pertama adalah
kembali ke Masjid. Maksudnya, tidak sekedar memakmurkan masjid secara fisik
saja, melainkan yang terpenting membangun nilai-nilai masjid kedalam kehidupan
ini. Sebab sholat berjamaah yang dilakukan di masjid mempunyai makna filofosi
yang sangat dalam, yaitu bermakna kebersamaan. Nilai-nilai tersebut sangat
penting artinya dikala bangsa dan daerah serta lingkungan kita sedang mengalami
pertentangan.
Hal ini sesuai dengan
Hadis Rasulullah SAW.
“Sholat Jama’ah adalah rahmat dan dia lebih baik dari dunia dan isinya.
Jama’ah adalah rahmat, bercerai berai adalah siksa.”
Maka peribahasa yang
mengatakan, Bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh” mengamanatkan kepada kita
bahwa kita harus selalu menjaga persatuan dan kesatuan. Tak terbayangkan jika
bangsa, daerah dan lingkungan kita ini satu sama lain tidak lagi menjaga
nilai-nilai kebersamaan.
Kemudian makna filosofi
kedua dari sholat berjamaah adalah pendidikan diri agar rendah ahti. Hal
tersebut dicerminkan dari takbir yang pertama ketika hendak sholat yang
merupakan gambaran kepasrahan totalitas jiwa kita kepada Allah SWT. Bahwa diri
ini lemah dan kecil, tidak ada yang paling angung, melainkan Allah SWT. Jika
nilai-nilai takbir ini terwujud oleh setiap anak bangsa, niscaya tidak ada lagi
sifat orogansi para elit politik, satu golongan dengan golongan lainnya, dan
suku satu dengan lainnya,
Makna selanjutnya adalah
kepedulian sosial. Makna tersebut diisyaratkan dalam salam terakhir sebagai
penutup sholat. Salam yang kita lontarkan ke samping kanan dan kiri
mengamanatkan bahwa kita harus selalu memperhatikan nasib mereka yang ada
disekeliling kita karena salam berarti kesejahteraan. Di saat krisis
multidimensional ini diperlukan sikap peduli antara sesame. Terutama musibah yang tengah melanda negeri kita atau
saudara-saudara kita di Aceh.
Solusi Kedua adalah kembali pada
Al-Qur’an. Maksudnya, merealisasikan nilai-nilai Al-Qur’an ke dalam kehidupan
sehari-hari. Bahasa kenyataanya harus lebih fasih daripada bahasa bacaannya
lantaran ia merupakan pegangan hidup bagi umat manusia, sekaligus pembeda
antara hak (benar) dan yang Batil (Salah) (minal
huda wal furqaan), seperti yang tercantun dalam surat Al-Baqarah.
184. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa
diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka
(wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari
yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka
tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin.
Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan[114], Maka Itulah
yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Sejalan dengan itu,
Rasulullah SAW. Pun pernah memberikan wasiat kepada kita tatkal akan wafat,
yaitu, “Kutinggalkan untuk kalian dua
perkara. Jika kalian berpegang teguh kepada dua perkara tersebut, kalian tidak
akan tersesat selama-lamanya, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah” (H.R.
Bukhari).
Untuk itu, perlu
ditanamkan nilai-nilai Qur’ani di dalam hidup ini supaya kita semua senantiasa
tidak tersesat.
Demikian isi Khutbah yang
dapat saya sampaikan. Semoga kita dapat menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah sebagai pedoman dan petunjuk dalam menjalani hidup dan kehidupan di
sisah umur kita ini.
PRODUKTIVITAS: PERANAN DAN FAKTOR -FAKTOR PENENTUANNYA
Menjelaskan
lebarnya kesenjangan dalam standar hidup setiap Negara di dunia, di satu pihak,
sangatlah mudah. Seperti yang akan kita lihat, penjelasan tersebut dapat
disimpulkan dalam satu kata, yaitu Produktivitas. namun dilihat dari sudut pandang yang berbeda, dalam cakupan internasional,
hal ini tidaklah sesederhana itu. Untuk menjelaskan mengapa tingkat pendapatan
suatu Negara lebih tinggi daripada Negara lain, kita harus memperhatikan faktor-faktor
yang menentukan produktivitas suatu Negara.
Mengapa
Produktivitas sangat penting?
Mari
kita mulai pembahasan tentang produktivitas dan pertumbuhan ekonomi dengan
membuat model sederhana berpatokan secara bebas pada novel terkenal Daniel
Defoe yang berjudul Robinson crusoe. Robinson
crusoe , yang kita kenal, adalah seorang pelaut yang terdampar disebuah pulau
terpencil. Karena Crusoe hidup sendiri sehingga dia harus menangkap ikan,
menanam sayur, dan membuat pakaian untuk keperluannya sendiri. Kita anggap
kegiatang yang dilakukan oleh Crusoe
–produksi dan konsumsi ikan, sayur serta pakaian-sebagai bentuk kegiatan
ekonomi sederhana. Membahas kegiatan ekonomi Crusoe tersebut dapat kita ambil
beberapa pelajaran yang nantinya dapat diaplikasikan dalam kegiatan ekonomi
yang lebih kompleks dan nyata.
Apa
yang mempengaruhi standar hidup Crusoe? Jawabannya jelas, jika Crusoe adalah
seorang ahli menangkap ikan, menanam sayur, dan menjahit pakaian maka dia akan
hidup sejahtera. Jika sebaliknya dia
tidak pandai melakukan kegiatan tersebut, hidupnya akan sengsara. Jadi, standar
hidupnya tergantung pada kemampuan produktivitas karena Crusoe hanya dapat
mengkonsumsi apa yang dia hasilkan sendiri.
Istilah
produktivitas merujuk pada banyaknya
barang atau jasa yang dihasilkan oleh seorang pekerja setiap jam kerjanya. Pada
kasus kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh Crusoe, mudah dilihat bahwa
produktivitas adalah kunci yang menentukan standar hidup dan meningkatnya
produktivitas akan mengakibatkan perubahan standar hidup menjadi lebih baik.
Semakin dapat banyak ikan yang ditangkap oleh Crusoe per jamnya maka semakin
banyak ikan yang dia makan. Jika Crusoe dapat menemukan tempat yang lebih baik
untuk menangkap ikan maka produktivitasnya akan meningkat. Bertambahnya produktivitas
ini mengubah kondisinya menjadi lebih baik: dia dapat makan ikan lebih banyak
atau dia dapat melakukan kegiatan lain yang menyenangkan karena waktunya tidak
dihabiskan untuk menangkap ikan.
Peran
kunci produktivitas dalam menentukan tingkat standar hidup yang berlaku pada sebuah Negara sama halnya
seperti pada seorang pelaut. Lihat kembali bahwa Produk Domestik Bruto (PDB)
perekonomian suatu negara mengukur dua hal sekaligus, yaitu total pendapatan
yang diperoleh setiap penduduk dalam kegiatan ekonomi dan total biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa. Alas an mengapa PDB dapat
mengukur kedua hal tersebut secara simultan (bersamaan) adalah bahwa kegiatan
ekonomi merupakan suatu kesatuan utuh yang harus seimbang atau dengan kata lain
pendapatan sama dengan pengeluaran.
Seperti
Crusoe, sebuah Negara dapat menikmati tingkat standar hidup yang tinggi hanya
jika Negara tersebut dapat memproduksi barang dan jasa dalam jumlah yang
banyak. Penduduk Jepang hidup lebih baik daripada penduduk Indonesia karena
pekerja Jepang lebih produktif dari pekerja Indonesia karena pekerja Jepang
lebih dapat meningkatkan produktivitasnya. Jadi benar, salah satu dari Sepuluh
prinsip ekonomi mengatakan bahwa tingkat standar hidup suatu Negara tergantung kemampuannya
untuk memproduksi barang dan jasa.
Oleh
karena itu, untuk dapat memahami jurang perbedaan standar hidup yang kita lihat
di seluruh dunia setiap saat. Kita harus memfokuskan pembahasan kegiatan
produksi barang dan jasa suatu Negara. Namun, memahami hubungan antar tingkat
standar hidup dengan produktivitas hanyalah langkah pertama. Hal ini secara
alamiah akan menuntun kita pada pertanyaan berikut. Yaitu Mengapa suatu Negara
lebih baik dalam produksi atau menghasilkan barang dan jasa dibandingkan dengan
Negara lain?.
Bagaimana Produktivitas Ditentukan?
Walaupun
produktvitas secara unik penting dalam menentukan standar hidup Robinson
Crusoe, banyak factor yang menentukan produktivitas Crosoe. Sebagai contoh,
Crosoe akan menangkap ikan dengan lebih baik apabila dia mempunyai banyak
kelengkapan alat pancing, dia memiliki keahlian memancing, dan jika dia dapat
menciptakan umpan yang llebih baik, atau dia terdampar di pulau yang banyak
ikannya. Setiap factor yang menentukan produktivitas Crusoe-dapat kita sebut
sebagai modal fisik, modal manusia, sumber daya alam, dan wawasan
teknologi-mempunyai padanan dalam kegiatan ekonomi nyata dan dalam konteks yang
lebih kompleks. Mari kita bahas satu persatu keempat factor tersebut.
1.
Modal
Fisik
Pekerja akan lebih produktif jika dia
memiliki peralatan yang membantu pekerjaanya. Kelengkapan peralatan dan
struktur yang dipakai dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa disebut dengan
modal fisik (physical capital), atau
hanya disebut modal. Sebagai contoh, mesin bor, dan lain-lain. Semakin banyak
dan lengkap peralatan untuk membuat pekerjaan maka semakin cepat dan hasilnya
semakin baik. Dapat dikatakan bahwa seorang tukang kayu yang hanya mengandalkan
peralatan sederhana akan menghasilakan lebih sedikit furniture pada setiap
minggunya daripada tukang kayu yang menggunakan peralatan khusus dan canggih.
Input yang digunakan untuk menghasilkan
barang dan jasa-tenaga kerja, modal, dan lain-lain disebut dengan factor-faktor
produksi. Modal adalah bagian yang penting dalam menghasilkan factor-faktor
produksi lainnya. Jadi, modal adalah input pada sebuah proses produksi yang
merupakan output suatu proses produksi sebelumnya. Tukang kayu menggunakan
mesin bubut untuk membuat kaki meja. Sebelumnya mesin bubut itu sendiri
merupakan hasil proses produksi perusahaan yang membuat mesin bubut. Pabrik mesin
bubut menggunakan peralatan lainnya untuk membuat produknya tersebut. Dengan demikian,
modal adalah sebuah factor produksi yang digunakan untuk menghasilkan segala
jenis barang dan jasa, termaksud modal yang akan digunakan untuk kegiatan
produksi selanjutnya.
2.
Modal
Manusia
Factor penentu produktivitas yang kedua
adalah modal manusia (human capital), istilah dalam ekonomi
untuk pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pekerja melalui pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman. Modal manusia termaksud kecakapan yang dibentuk
mulai masa kanak-kanak, sekolah, universitas, dan balai pelatihan kerja
termaksud orang dewasa yang sudah termaksud angkatan kerja.
Walaupun pendidikan, pelatihan dan pengalaman
lebih bersifat abstrak dibandingkan dengan mesin bubut, bulldozer, dan bangunan, modal manusia memeliki beberapa kesamaan dengan
modal fisik. Seperti halnya modal fisik, modal manusia juga meningkatkan
kemampuan sebuah Negara untuk memproduksi barang dan jasa. Untuk menghasilakn modal
manusia dibutuhkan masukan seperti guru, perpustakaan, dan waktu pembelajaran
yang dihabiskan oleh seorang pelajar. Benar juga bahwa seorang pelajar dapat
dianggap “pekerja” yang mempunyai tugas penting menghasilkan modal manusia yang
akan berperan dalam kegiatan produksi pada masa mendatang.
3.
Sumber
Daya Alam
Factor penentu produktivitas yang ketiga
adalah sumber daya alam (natural resources). Sumber daya alam merupakan masukan
dalam kegiatan produksi yang disediakan oleh alam, seperti tanah, sungai dan
kandungan mineral. sumber daya alam dapat dikelompokan kedalam dua golongan
besar, yaitu dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Hutan merupakan sumber
daya alam yang dapat diperbaharui. Jika sebuah pohon ditebang, bibit dapat
ditanam ditempat tersebut untuk dimanfaatkan dimasa mendatang. Minyak merupakan
contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui; sebab minyak bumi
dihasilkan oleh alam melalui proses jutaan tahun sehingga persediannya
terbatas. Jika persedian habis maka hampir mustahil untuk membuatnya lagi.
Perbedaan sifat sumber daya alam ini
menyebabkan perbedaan dalam tingkat standar hidup diberbagai Negara di dunia. Sejarah
keberhasilan Malaysia disebabkan oleh sebagian besar tanahnya yang subur
sehingga cocok untuk pertanian. Negara di timur tengah, seperti Kuwait dan arab
Saudi menjadi Negara kaya saat ini hanya karena mereka berada diatas kolam
minyak terbesar didunia.
Walaupun
dapat menjadi sangat penting, sumber daya alam bukanlah sesuatu yang wajib bagi
perekonomian untuk menjadi sangat produktif dalam menghasilkan barang dan jasa.
Sebagai
contoh, singapura, hongkong dan jepang adalah beberapa Negara kaya di dunia,
tetapi tidak mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Perdagang internasional
yang membuat Negara-negara tersebut sukses. Mereka mengimpor banyak sumber daya
alam yang dibutuhkan, seperti minyak dan mengekspor barang olahan atau menjual
jasa kepada Negara yang kaya dengan sumber daya alam.
4.
Penguasaan
Ilmu Pengetahun dan Teknologi
Factor keempat yang menentukan produktivitas
adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pemahaman tentang
cara-cara terbaik untuk memproduksi barang dan jasa. Lima puluh tahun yang
lalu, sebagain besar penduduk Thailand bercocok tanam karena teknologi untuk
bercocok tanam membutuhkan banyak pekerja guna menghasilkan pangan yang
dibutuhkan oleh seluruh penduduk. Ketika terjadio perkembangan teknologi
pertanian, hanya dibutuhkan sedikit tenaga kerja untuk dapat menghasilkan pangan
dalam jumlah yang sama banyak. Merubahan teknologi ini membuat sebagian
penduduk dapat memproduksi barang dan jasa lain.
Penguasaan teknologi memiliki banyak bentuk,
beberapa teknologi bersifat pengetahuan umum- setelah teknologi ini digunakan
oleh seseorang, setiap orang kemudian menggunakannya, sebagai contoh, ketika
Henry Fort berhasil meningkatkan produksi dengan menggunakan sistem lini
perakitan modil di amerika serikat, pembuat modil lain mengikutinya. Teknologi lain
sifatnya tertutup milik pribadi-teknologi ini hanya diketahui oleh perusahaan
yang menciptakannya. Hanya perusahaan cocala yang mengetahui teknologi rasia
resep untuk membuat minuman ringannya. Ada juga teknologi yang sifatnya tertup
sementara waktu, ketika sebuah perusahaan farmasi menemukan jenis obat baru, sistem
paten memberikan hak sementara bagi perusahaan tersebut untuk merahasiakannya,
jika waktu patennya habis maka perusahaan laiinya dapat membuata obat yang
jenisnya sama. Semua bentuk sifat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ini
memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi produksi barang dan jasa.
Sangat perlu untuk dipahami perbedaan antara
penguasaan iptek dengan modal manusia walaupun keduanya berhubungan erat,
tetapi ada perbedaan penting. Penguasaan iptek merujuk pada pemahaman
masyarakat tentang bagaimana sesuatu bekerja.
Modal manusia merujuk pada sumber daya yang diharapkan mentransformasikan
pemahaman tersebut pada angkatan kerja. Dengan kata lain, jika di ibaratkan
buku maka ilmu pengetahuan adalah kualitas isi dari sebuah buku, sedangkan
modal manusia adalah banyaknya waktu yang digunakan seseorang untuk membaca
buku tersebut. Produkltivitas pekerja tergantung kepada kedua hal tersebut,
baik kualitas isis buku yang tersedia maupun jumalh waktu yang digunakan oleh
merekla untuk mempelajarinya.
Sumber
Rujukan. Mankiw, dkk. 2014. Principles of Economics an Asia Edition-Volome 2.
Salemba Empat. Jakarta.
Ikuti artikel selanjutnya; Topik “Pertumbuhan
Ekonomi dan Kebijakan Publik”.
APAKAH SUMBER DAYA ALAM MEMBATASI PERTUMBUHAN?
Populasi
penduduk dunia saat ini lebih banyak dibandingkan seabad yang lalu dan banyak
penduduk yang menikmati standar hidup yang lebih tinggi daripada zaman dahulu.
Perdebatan panjang masih berlangsung tentang apakah pertumbuhan populasi dan
standar hidup ini dapat terus berlanjut pada masa yang akan datang.
Banyak
pengamat beranggapan bahwa sumber daya alam membatasi pertumbuhan ekonomi
dunia. Awalnya, pendapat masuk akal ini sulit ditentang. Jika dunia memiliki
keterbatasan persedian sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui,
bagaimana mungkin populasi, produksi, dan standar hidup dapat terus bertambah
sepanjang waktu? Pada akhirnya, tidakah persediaan minyak dan mineral pada
akhirnya akan habis? Jika hal ini terjadi, apakah
pertumbuhan ekonomi akan terhenti dan, mungkin, memaksa turunyan tingkat
standar hidup?.
Walaupun
muncul pendapat seperti itu, sebagian besar ekonom memandang rendahnya batasan
yang dimunculkan akibat keterbatasan sumber daya ekonomi. Mereka berpendapat
bahwa kemajuan teknologi seringkali
menemukan jalan keluar untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Jika kita
bandingkan kondisi perekonomian saat ini dengan keadaan pada masa lalu, kita
melihat bahwa ada perkembangan cara dalam penggunaan sumber daya alam. Mobil
modern lebih hemat bahan bakar. Rumah model baru mempunyai penyekatan yang
lebih baik dan membutuhkan lebih sedikit energi untuk memanaskan dan
mendinginkannya. Banyak kilang minyak yang dapat menghasilkan lebih sedikit limbah
dalam proses pengolahannya. Proses daur ulang menjadikan beberapa jenis sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui dapat digunakan ulang. Pengembangan
bahan bakar alternative, seperti penggunaan bioetanol dari pada petrol,
menyebabkan kita beralih menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Lima
puluh tahun yang lalu, beberapa ahli yang konservatif menghawatirkan akibat
penggunaan timah dan tembaga. Seiring berjalannya waktu sumber daya alam ini
menjadi komoditas yang berharga; timah digunakan untuk membungkus makanan dan
tembaga dipakai untuk membuat kabel telepon. Beberapa ahli membuat peraturan
daur ulang serta pembatasan penggunaan timah dan tembaga sehingga persediaanya
masih ada bagi generasi yang akan datang. Saat ini, bagaimanapun, plastic telah
menggatikan timah sebagai bahan untuk membuat banyak tempat makanan, jaringan
telepon lebih banyak menggunakan kabel serat datar fiber optic, yang dibuat
dari pasir. Kemajuan teknologi telah
membuat sumber daya alam yang dahulunya penting menjadi lebih tidak dibutuhkan.
Namun,
apakah semua usaha ini cukup untuk menjaga kelangsungan pertumbuhan ekonomi?
Salah satu cara untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan melihat harga dari
sumber daya alam. Di pasar ekonomi, kelangkaan direfleksikan pada harga pasar.
Jika dunia kehabisan sumber daya alam maka kemudian harga sumber daya alam
tersebut akan naik seiring berjalannya waktu, tetapi pada kenyataan, sering
kali yang terjadi justru sebaliknya. Harga sebagian besar sumber daya alam
(disesuaikan dengan inflasi secara keseluruhan) cenderung stabil atau turun.
Tampaknya, kamampuan kita untuk menghemat sumber daya alam ini berkembang lebih
pesat dibandingkan dengan berkurang persediaan. Harga pasar tidak diberikan alasan
untuk mempercayai pendapat yang mengatakan bahwa sumber daya alam membatasi
pertumbuhan ekonomi.
Sumber
Rujukan. Mankiw, dkk. 2014. Principles of Economics an Asia Edition-Volome 2.
Salemba Empat. Jakarta.
Ikuti artikel selanjutnya; Topik “Produktivitas:
Peranan dan Faktor-faktor Penentunya”.
Langganan:
Postingan (Atom)