Senin, 19 Desember 2016

APAKAH SUMBER DAYA ALAM MEMBATASI PERTUMBUHAN?

Populasi penduduk dunia saat ini lebih banyak dibandingkan seabad yang lalu dan banyak penduduk yang menikmati standar hidup yang lebih tinggi daripada zaman dahulu. Perdebatan panjang masih berlangsung tentang apakah pertumbuhan populasi dan standar hidup ini dapat terus berlanjut pada masa yang akan datang.
Banyak pengamat beranggapan bahwa sumber daya alam membatasi pertumbuhan ekonomi dunia. Awalnya, pendapat masuk akal ini sulit ditentang. Jika dunia memiliki keterbatasan persedian sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, bagaimana mungkin populasi, produksi, dan standar hidup dapat terus bertambah sepanjang waktu? Pada akhirnya, tidakah persediaan minyak dan mineral pada akhirnya akan habis? Jika hal ini terjadi, apakah pertumbuhan ekonomi akan terhenti dan, mungkin, memaksa turunyan tingkat standar hidup?.
Walaupun muncul pendapat seperti itu, sebagian besar ekonom memandang rendahnya batasan yang dimunculkan akibat keterbatasan sumber daya ekonomi. Mereka berpendapat bahwa kemajuan teknologi seringkali menemukan jalan keluar untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Jika kita bandingkan kondisi perekonomian saat ini dengan keadaan pada masa lalu, kita melihat bahwa ada perkembangan cara dalam penggunaan sumber daya alam. Mobil modern lebih hemat bahan bakar. Rumah model baru mempunyai penyekatan yang lebih baik dan membutuhkan lebih sedikit energi untuk memanaskan dan mendinginkannya. Banyak kilang minyak yang dapat menghasilkan lebih sedikit limbah dalam proses pengolahannya. Proses daur ulang menjadikan beberapa jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dapat digunakan ulang. Pengembangan bahan bakar alternative, seperti penggunaan bioetanol dari pada petrol, menyebabkan kita beralih menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Lima puluh tahun yang lalu, beberapa ahli yang konservatif menghawatirkan akibat penggunaan timah dan tembaga. Seiring berjalannya waktu sumber daya alam ini menjadi komoditas yang berharga; timah digunakan untuk membungkus makanan dan tembaga dipakai untuk membuat kabel telepon. Beberapa ahli membuat peraturan daur ulang serta pembatasan penggunaan timah dan tembaga sehingga persediaanya masih ada bagi generasi yang akan datang. Saat ini, bagaimanapun, plastic telah menggatikan timah sebagai bahan untuk membuat banyak tempat makanan, jaringan telepon lebih banyak menggunakan kabel serat datar fiber optic, yang dibuat dari pasir. Kemajuan teknologi telah membuat sumber daya alam yang dahulunya penting menjadi lebih tidak dibutuhkan.
Namun, apakah semua usaha ini cukup untuk menjaga kelangsungan pertumbuhan ekonomi? Salah satu cara untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan melihat harga dari sumber daya alam. Di pasar ekonomi, kelangkaan direfleksikan pada harga pasar. Jika dunia kehabisan sumber daya alam maka kemudian harga sumber daya alam tersebut akan naik seiring berjalannya waktu, tetapi pada kenyataan, sering kali yang terjadi justru sebaliknya. Harga sebagian besar sumber daya alam (disesuaikan dengan inflasi secara keseluruhan) cenderung stabil atau turun. Tampaknya, kamampuan kita untuk menghemat sumber daya alam ini berkembang lebih pesat dibandingkan dengan berkurang persediaan. Harga pasar tidak diberikan alasan untuk mempercayai pendapat yang mengatakan bahwa sumber daya alam membatasi pertumbuhan ekonomi.
Sumber Rujukan. Mankiw, dkk. 2014. Principles of Economics an Asia Edition-Volome 2. Salemba Empat. Jakarta.

Ikuti  artikel selanjutnya; Topik “Produktivitas: Peranan dan Faktor-faktor Penentunya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar