Jumat, 29 Januari 2016

Isu-Isu Strategis Kabupaten Dompu Tahun 2010-2015.

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/ masyarakat) dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, dapat dirumuskan Isu – isu Strategis dalam pelaksanaan pembangunan Daerah Kabupaten Dompu kurun waktu lima tahun kedepan, yaitu sebagai berikut:
    1.    Kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan sosial;
2.    Rendahnya tingkat produksi dan produktifitas di sektor – sektor perekonomian masyarakat;
3.    Investasi dan dunia usaha belum berkembang;
4.    Rendahnya pengamalan agama dan pembinaan hubungan antar masyarakat;
5.    Mutu pendidikan masih rendah;
6.    Rendahnya derajat kesehatan masyarakat;
7.    Ketersediaan infrastruktur strategis dan sarana prasarana umum yang belum cukup memadai ;
8.    Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun;
9.    Bencana Alam;
10. Lemahnya penegakkan hukum dan rendahnya etos kerja serta kualitas pelayanan publik;
       11. Organisasi pemerintahan yang masih kurang efektif dan efisien.

Sumber; RPJMD Kabupaten Dompu 2010 (BAPPEDA Dompu)

Kamis, 28 Januari 2016

Empat Point yang bisa disumbang Perguruan Tinggi untuk Desa Membangun

Jakarta- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) makin serius menjalin sinergitas dengan Perguruan Tinggi. Hal ini dibuktikan dengan pembentukan Pokja Perguruan Tinggi dalam rangka membantu semua proses yang ada dalam mendorong Desa Membangun. Paradigma baru menempatkan desa sebagai subjek pembangunan bukan sebagai objek pembangunan dimana desa mempunyai kewenangan dalam mengurus dirinya sendiri yang tertuang dalam landasan UU Desa No. 6 tahun 2014 dan UU No.23 tahun 2014.
Perguruan Tinggi yang merupakan institusi netral dan objektif, juga memiliki sumber daya yang mumpini diharapkan memiliki peran yang strategis dalam membantu program Kemendesa PDTT untuk mewujudkan Desa Membangun. Ada dua titik bagaimana Perguruan Tinggi memiliki peran, pertama, dari aspek regulasi yaitu mengeluarkan kebijakan yang baik dan dipastikan berjalan. Kedua, adanya sumber daya, SDM dan output dari akademik yang berbentuk teknologi yang bisa diterapkan di tingkat desa.
Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dirjen PPMD), Kemendesa PDTT, Ahmad Erani Yustika mengatakan bahwa desa memiliki potensi yang besar namun perlu ada yang ikut bantu mengawal dan mendampingi, di sinilah peran Perguruan Tinggi itu dimunculkan.
“Desa itu sebagian besar tidak seperti yang kita bayangkan, mereka devisit pengetahuan, terbatas sumberdaya maupun atribut-atribut yang identik dengan kekurangan. Namun mereka sebetulnya adalah komunitas yang banyak sekali potensi yang selama ini tidur atau yang secara sistematis ditidurkan. Saat ini tugas kita membangunkan kembali potensi yang besar itu.” Ungkap Erani, di Jakarta, Rabu (27/01).
Selain itu, desa memiliki kewenangan hak asal usul dan kewenangan skala desa untuk memperkuat dirinya sendiri yang tercermin dalam ruh landasan UU Desa No.6 tahun 2014, menurutnya di sini peran penting Perguruan Tinggi mengisi ruh tersebut. Setidaknya ada empat point utama yang bisa disentuh dan disumbang Perguruan Tinggi.
Pertama, tradisi riset yang kuat di Perguruan Tinggi. Diharapkan riset yang hendak dilakukan lebih banyak porsinya pada riset partisipatif. Menurutnya kerapkali kesalahan dalam mengidentifikasi masalah yang muncul di perdesaan adalah riset yang berjarak dengan objek yang menjadi bahan kajian.
“Sebisa mungkin riset yang hendak dilakukan itu lebih banyak porsinya pada riset partisipatif yang menempatkan warga desa sebagai bagian dari upaya pencarian atas problem-problem yang muncul itu, bukan riset yang melibatkan kampus sebagai institusi atau orang-orang yang maha tahu atas segala hal masalah di desa. Orang-orang dari kampus dan yang ada di desa itu memiliki kesetaraan merumuskan problem-problem. Sukur-sukur ada eksperimen riset yang terwujud dalam kegiatan action riset sehingga riset itu bisa bermanfaat.”
Kedua, Pendampingan, dalam beberapa hal pokok menjadi prioritas. Contohnya seperti KKN Tematik dan Pendamping Desa. Saat ini Kemendesa PDTT sudah menerjunkan 3000 pendamping. Tenaga Ahli kabupaten sebanyak 11-12 ribu orang, tenaga pendamping desa di kecamatan 4-5 ribu, pendamping lokal desa 18 ribu. Menurutnya jika KKN Tematik dan Pendaming desa bisa berkolaborasi maka akan menjadi kekuatan yang besar.
“Tentu saja pendamping dan organ-organ yang kita indeksikan bukan dalam posisi untuk menggantikan tugas-tugas atau kegiatan yang seharusnya dilakukan perangkat desa atau warga desa.”
Ia menambahkan dengan adanya pendampingan ini bukan berarti terciptanya ketergantungan. Ia melihat satire, desa membutuhkan pendampingan di saat desa sudah terbentuk puluhan tahun yang semestinya program-program di desa berhasil dan sudah bisa merumuskan secara mandiri apa yang dilakukan di desa bukan malah menjadi ketergantungan. Ia berharap kedepannya akan tercipta kader desa yang organik melalui peran dari Perguruan Tinggi ini.
“Kami ingin agar rantai ketergantungan semacam itu diputus, pendamping desa atau mahasiswa sifatnya sementara dan tugasnya memberdayakan desa. Pada akhirnya harus menciptkan kader desa yang organik ada di desa. Biar mereka memilih dan memikirkan sendiri. Kader desa yang organik ini yang akan menjadi model. Kampus bisa menyusun bagaimana model pendampingan yang ideal agar proses transisi bisa dilalui dengan baik.”
Ketiga, isu-isu yang terkait dengan memberikan substansi kepada program-program dan pembangunan di desa. Misalnya hal-hal terkait inovasi, penerapan Teknologi Tepat Guna yang sudah dilakukan dari hasil-hasil riset dan reflikasi.
“Kalau ada gagasan, ide, maka potensi akan terkonvensi menjadi aneka aktivitas dan tercipta kesejahteraan dalam berbagai dimensi. Contohnya terbentuknya Desa Wisata, Desa Budaya, Desa Sejarah, Desa Teknopark dll.” Ujaranya.
Keempat, hal-hal yang sifatnya jasa atau layanan akademik. Misalnya akan membuat desa model kurikulum yang bisa diperbaharui di desa sehingga lebih sensitif terhadap isu pembangunan Indonesia yang bertumpu dari desa. Melakukan Pelatihan, pemberian modul, beasiswa dan membentuk Bank data.
Selain keempat point di atas, Perguruan Tinggi juga memiliki peran dalam membantu regulasi dan advokasi. Menurutnya melihat realitas di lapangan, desa dikuasai oleh orang-orang yang tidak populer di desa, yang mengelola sumber daya seperti air, lahan dsb tidak dikelola warga desa. Kemudian, advokasi terhadap politik anggaran. Dengan adanya alokasi dana khusus memberikan afirmasi pada desa. Advokasi harus masuk pada dimensi yang mendalam seperti advokasi penguasaan kepemilikan lahan, ekonomi dll harus dikawal, disinilah perlu pendampingan Perguruan Tinggi. Sehingga penguatan kemandirian desa bisa segera dicapai. Perguruan Tinggi inilah yang punya objektifitas dan netral memberikan masukan, tutupnya.
Penulis: Meli 
Sumber: http://kemendesa.go.id/berita/

Menrisetdikti; Mahasiswa harus Siap Hadapi MEA

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menjadi Keynote Speaker pada Musyawarah Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia ke IX yang berlangsung di Aula Universitas Tidar Magelang. Pada acara yang mengambil tema Konsistensi Pergerakan Mahasiswa Demi Terwujudnya Indonesia Sejahtera itu Nasir memaparkan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia harus dikelola dengan baik, karena tantangan Indonesia ke depan sangat tinggi. Indonesia diharapkan menjadi kunci kemajuan negara-negara lain tidak hanya di sekitar ASEAN tetapi juga meningkat ke level Asia. “Dengan tantangan itu, maka lulusan Perguruan Tinggi diharapkan sangat baik. Contohnya dalam penguasaan bahasa, diharapkan minimal lulusan dapat menguasai 3 bahasa asing. Itu merupakan modal dasar dengan dibukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”, ungkapnya.

Dalam Seminar tersebut Nasir berpesan kepada para mahasiswa agar selalu menjadi motor utama pembangunan dan menjadi pencetus lapangan pekerjaan. “Mahasiswa setelah lulus nantinya tidak hanya menjadi pencari pekerjaan. Tapi juga harus menjadi kreator lapangan pekerjaan, mengingat pengangguran yang masih cukup banyak di Indonesia”, pesan Nasir. Nasir juga berpesan kepada para mahasiswa mengingat beberapa momen yang sedang terjadi di Indonesia belakangan ini bahwa mahasiswa perlu menimbulkan lagi semangat nasionalisme yang tinggi agar paham-paham yang dapat memecah belah keutuhan Negara tidak mudah timbul. (dzi/bkkp)


Rabu, 27 Januari 2016

10 Prinsip Ekonomi

Apa sih ekonomi itu? Ekonomi itu ilmu. Nah, ilmu ekonomi ini mempelajari bagaimana kita mengelola sumber daya yang ada. Misalnya nih, kamu punya uang Rp10.000 di dompet, dan kamu memutuskan untuk membeli es krim Magnum dengan uang itu. Nah, uang Rp10.000 adalah sumber daya, dan keputusan untuk membeli Magnum adalah keputusan ekonomi.

Yang dimaksud sumber daya di sini tidak melulu berupa uang. Bisa juga berupa rumah, pohon, mobil, orang, pokoknya segala sesuatu yang dapat kita berdayakan untuk mendatangkan manfaat.

Meskipun ilmu ekonomi itu punya banyak cabang, pada dasarnya ia memiliki prinsip dasar yang sama. Menurut Pak dhe Gregory Mankiw, ada 10 prinsip ekonomi yang dikelompokkan dalam 3 kategori:


A.     Prinsip Pengambil Keputusan:

1. Orang menghadapi Pilihan (tradeoff)
Misalnya, seorang mahasiswa memilih untuk belajar ekonomi dan psikologi. Tiap jam yang dihabiskan untuk belajar ekonomi, ia melewatkan jam untuk belajar psikologi, dan sebaliknya.
2. Biaya adalah sesuatu yang kamu korbankan untuk mendapatkan sesuatu
Apapun yang kamu korbankan untuk mendapatkan sesuatu, adalah biaya. Misalnya, untuk mendapatkan Blackberry versi terbaru, kamu mengorbankan uang. Untuk bisa kuliah di STIE Yapis Dompu, kamu mengorbankan kesempatan kuliah di STKIP Yapis Dompu.
3. Orang rasional berpikir pada batas-batas (margins)
Untuk mengambil keputusan kuliah misalnya, tentu kamu tidak mau mempertimbangkan antara kuliah doktor dengan nonton tv 24 jam di rumah. Dunia tidaklah hitam dan putih. Kamu akan mempertimbangkan antara kuliah jurusan akuntansi ataukah manajemen, atau haruskah kamu mengambil kuliah setahun lebih lama.
Cara manusia mengambil keputusan sebenarnya simpel saja: mereka membandingkan keuntungan yang dapat diraih dengan biaya yang harus dikeluarkan dari suatu keputusan. Apabila keputusan berubah, mereka akan menghitung keuntungan tambahan dan biaya tambahan. Biaya dan keuntungan tambahan tersebut disebut biaya marginal dan keuntungan marginal.
4. Orang tanggap pada insentif
Pada dasarnya, perilaku manusia dipengaruhi oleh insentif yang akan ia terima. Misalnya, seseorang mau melakukan diet karena melihat kemungkinan ia dapat hidup lebih sehat dan percaya diri dan dapat dikagumi oleh orang lain. Seseorang mau naik transjakarta karena tak perlu repot berkendara sendiri. Seseorang mau membeli bensin Premium karena harganya lebih murah.

B.     Prinsip Interaksi Ekonomi:

5. Perdagangan menguntungkan semua pihak
Pada dasarnya, perdagangan ada karena pihak-pihak saling membutuhkan satu sama lain. Negara X sulit memproduksi padi, tapi mempunyai persediaan minyak yang melimpah. Negara Y memproduksi banyak padi, namun tidak ada persediaan minyak. Mengapa tidak melakukan perdagangan?
6. Pasar adalah tempat yang bagus untuk mengorganisasikan kegiatan ekonomi
Dalam ekonomi pasar, keputusan-keputusan ekonomi diambil sendiri oleh masyarakat. Kamu tahu, keinginan masyarakat terhadap suatu barang disebut permintaan (demand), sedangkan persediaan barang tersebut disebut penawaran (supply). Demand dan supply ini membentuk harga. Harga, menunjukkan nilai suatu barang, sekaligus biaya yang harus diabyar untuk membuat barang tersebut. Nilai dari (hampir) segala sesuatu dapat distandardisasi dengan harga.
Dalam mengambil keputusan, orang akan selalu membandingkan keuntungan dan biaya. Harga, dalam banyak hal, sebenarnya membantu orang dalam mengambil keputusan mereka. 
7. Pemerintah terkadang dapat meningkatkan hasil-hasil dari pasar
Pemerintah berperan dalam menunjang aktivitas masyarakat dan pasar. Misalnya, ia membuat peraturan-peraturan tentang hak milik. Ya, bagaimana interaksi pasar dapat berjalan apabila semua orang boleh mencuri?

C.     Prinsip Bagaimana Ekonomi Bekerja:

8. Standar hidup suatu negara bergantung pada kemampuan produksinya
Semakin tinggi produktivitas masyarakat, semakin tinggi standar hidup mereka.
9. Harga-harga meningkat jika pemerintah mencetak terlalu banyak uang
Inflasi (kenaikan harga-harga) terjadi apabila terlalu banyak uang yang beredar di masyarakat.
10. Masyarakat menghadapi tradeoff jangka pendek antara inflasi dan pengangguran

Dalam jangka pendek, inflasi berlawanan dengan pengangguran. Semakin banyak yang menganggur, harga barang-barang tidak mengalami kenaikan. Dan sebaliknya.

Sepuluh STRATEGI Dahsyat untuk Melipat Gandakan MOTIVASI dari dalam DIRI Anda

1.       Ciptakan kebiasaan untuk melakukan positif of formation (pengulangan positif) setiap hari khusunya pada pagi hari. saya akan menjalankan hari ini dengan antusiasme yang tinggi dan siap mengambil tindakan atas setiap kesempatan yang diberikan.” Kegagalan hanyalah bantu loncatan mencapai kesuksesan.” Atau, “saya adalah seorang juara dan hanya yang terbaik yang saya berikan untuk hari ini.” Ingatlah, pikiran bawah sadar kita adalah penggerak keusksesan atau kegagalan kita. Masukkanlah pikiran-pikiran yang memperkuat pencapaian sukses anda.
2.       Pergunakanlah kata-kata positif dengan mengganti perdendaharaan kata-kata negatif Anda. Sebuah survey menemukan bahwa kebanyakkan orang menggunakan kata-kata negatif (demotivasi) sebanyak 75% dalam percakapan mereka sehari-hari. Gantilah kata “masalah” menjadi “tantangan”, kata “halangan” menjadi “kesempatan”, “tidak mungkin” menjadi “mungkin”, “tidak mampu” menjadi “mampu”. Dengan menggunakan kata-kata positif, Anda mampu mengendalikan pikiran, perasaan, dan tindakan Anda kea rah yang positif. Oleh karena itu, hindarilah orang-orang negatif yang dapat menularkan kata-kata negatif yang menghancurkan motivasi Anda.
3.       Lakukanlah olahraga secara rutin minimum lima belas menit tiga kali dalam seminggu. Suatu survei yang dilakukan oleh Gallup menemukan bahwa mereka yang berolahraga, 66% merasa lebih relaks, 62% menemukan energi yang baru, 51% mempunyai penampilan yang lebih menarik, dan 37% menjadi lebih kreatif di dalam pekerjaanya. Ingatlah, jika Anda merasa kurang semangat, BERGERAKLAH.
4.       Ambillah resiko dalam hidup Anda. Sering kali demotivasi datang menghantui kita karena seringnya kita mengerjakan pekerjaan yang bersifat rutinitas. Kita sering terjerat di dalam confort zone, dengan berusaha menghindar dari resiko baru dan menjauhkan diri kita dari kegagalan. Mulailah dari hal yang mudah, sebagai contoh ambillah kegiatan atau hobby baru dalam hidup Anda, bergaullah dengan teman baru yang mungkin berada di luar profesi Anda. Mulanya mungkin menjadi hal yang sulit dan tidak enak, namun lama kelamaan akan menjadi kebiasaan yang dapat terus memotivasi hidup ini.
5.       Penuhilah waktu dan pikiran Anda dengan bacaan-bacaan positif, seminar-seminar motivasi dan pengembangan diri, dengarkanlah musik-musik yang menambah motivasi dalam diri Anda. Buku-buku cerita sukses mengenai orang-orang yang berhasil keluar dari kegagalan-kegagalan hidup, hal ini pasti akan menopang semangat Anda.
6.       Lakukan visualisasi terhadap apa yang anda ingin capai. Makin sering anda melakukannya dan makin tinggi intensitasnya, anda akan lebih termotivasi untuk mewujudkanya denga segera. Carilah gambar-gambar yang mengasosiasikan tujuan anda, kemudian tempelah ditempat tempat yang mudah terlihat dan bawahlah disaku anda lihatlah sesering mungkin. Pikirkanlah tujuan anda tiap hari, visualisasikan langkah-langkah  untuk mencapainya, visualisasikan perasaan anda ketika anda berhasil  mendapatkan tujuan anda, dan visualisasikan juga keuntungan apa yang anda peroleh ; hal ini sudah cukup untuk membakar motivasi  yang lemah menjadi terbakar. Ingatlah, jika anda tidak menyediakan waktu untuk memvisualisasikan tujuan anda, tujuan anda tidak akan pernah terjadi!
7.       Gunakanlah Filosofi “Think Biq”, bersikap optimis dalam menghadapi tantangan hidup ini. Seorang juara tidak menghabiskan waktunya untuk berkeluh kesah dan memikirkan masalah yang dihadapinya, melainkan focus terhadap solusi dan kesempatanyang tersedia. Arahkan dan fokuskanlah pikiran Anda pada tujuan Anda, maka motivasi tersebut akan muncul dengan sendirinya. Ingatlah dengan berprinsip “Think Small” Anda akan mendapatkan hasil yang kecil. Jadi, putuskan untuk selalu berpikir besar (Think Big).
8.       Buatlah target yang mendorong atau memberikan inspirasi kepada Anda. Buatlah target itu jelas, terinci, terukur, realistik dan mempunyai batas waktu (SMART). Janganlah mempunyai target yang mengambang atau tidak jelas. Bagilah target anda menjadi beberapa bagian sehingga terasa realistik dam memompa motivasi kita untuk mewujudkannya.
9.       Jagalah penampilan diri Anda, seorang yang sukses sangat berhati-hati dalam berpenampilan dan gerak tubuhnya. Jalanlah sedikit lebih cepat, senyumlah dengan semangat, tariklah napas yang panjang, tegakkanlah postur tubuh  Anda, ubahlah tatapan mata Anda sehingga menjadi lebih bersemangat. Dengan melakukan hal-hal tersebut, anda akan meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi anda akan bertambah, “You’ve got to fake it, till You make it.” (Anda harus “berpura-pura” terlihat sukses, sebelum anda mencapai kesuksesan yang anda inginkan .) jadi, perlihatkanlah tampilan sukses Anda.!
10.   Ambillah tindakan setiap hari agar semakin dekat dengan tujuan Anda. Tidak penting seberapa besar tindakan Anda, selama Anda terus memikirkannya dan mengambil tindakan yang konkret untuk mewujudkannya, Anda pasti termotivasi.

Lakukanlah 10 strategi ini, saya yakin Anda akan menemukan motivasi yang dahsyat dari dalam diri Anda.

Senin, 25 Januari 2016

STKIP YAPIS DOMPU LAKSANAKAN UAS GANJIL 2016


Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Dompu akan melakukan Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil ( I, III, V dan VII). Pelaksanaan UAS sendiri akan dilaksanakan mulai tanggal 1 s. d. 6 Februari 2016. sebangyak 800 lebih mahasiswa STKIP Yapis Dompu akan melakukan ujian serentak. UAS akan di mulai pukul 07.30 s.d. 16.30 Witeng.
Ketua Panitia Pelaksana UAS STKIP Yapis Dompu Dodo Kurniawan, SE, ME. mengungkapkan harapannya semoga UAS semester Ganjil tahun akademik 2015-2016 ini dapat berjalan lancar, aman dan tertib.

“AMALAN MUDAH MANFAAT BESAR”


1.   Nasehat Nabi saw. pada istrinya: “Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu :  khatam Al Qur’an, bersedekah pada para fakir miskin, melaksanakan haji dan umrah, dan mendoakan kaum muslimin. Bertanya Aisyah :“Ya Rasulullah, Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?” Rasul menjawab :
      a.       Membaca surah Al Ikhlas 3x sama pahalanya dengan mengkhatamkan Al Qur’an
      b.      Membaca shalawat 3x pahalanya sama dengan pahala sedekah
      c.       Membaca subhanallah, walhadulillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar 3x                 pahalanya sama dengan pahala haji dan umrah
      d.      Barang siapa yang mendoakan mu’min laki-laki atu pun perempuan   niscaya alloh      akan memberi pahala kebaikan dari setiap mu’min laki-laki dan perempuan               yang didoakannya. (HR.al-Thabrani dan di anggap hasan oleh Albani.), doanya:
Allahummagfirlil muslimina walmuslimat  wal mu’minina wal mu’minat al ahyai minhum wal amwat
2.      Nabi saw. Bersabda:Apakah seorang diantara kamu tidak mampu mengerjakan seribu kebaikan dalam setiap harinya??Salah seorang sahabat yang ikut duduk bersama beliau bertanya:”Bagaimana cara salah seorang diantara kami dapat mengerjakan seribu kebaikan??”Belau menjawab:”Membaca tashbih (subhaanalloh) seratus kali dapat mendatangkan seribu kebaikan atau menghapus seribu dosa atau kesalahan.(HR.Muslim)
3.      Nabi saw. Bersabda: Tiada seorang muslim yang menjenguk seorang muslim yang sakit pada waktu pagi melainkan dia didoakan oleh 70.000 malaikat hingga sore hari. Dan ia menjenguk pada sore hari maka ia di doakan oleh 70.000 malaikat hingga pagi harinya. Dan akan mendapatkan jaminan buah-buahan yang siap di petik di dalam syurga.”(HR .Tirmidzi)
4.      Nabi saw. Bersabda:Sesungguhnya Alloh ‘azza wajalla akan mengangkat derajat seorang hamba yang sholeh didalam syurga, hamba itu kemudian bertanya:”Ya rabbi,darimana derajat ini aku peroleh?” Alloh ‘azza wajalla menjawab:”Karena anakmu meminta ampunan kepadaku untukmu.”(HR,Ahmad dan Ibnu Majah, dianggap Shohih oleh al-Bani)
5.      sabda Rasulullah, “Barangsiapa membaca ayat kursi setiap seusai sholat maka tidak ada penghalang atara dia dan surga kecuali kematian.” (HR Nasa’I)

Sumber: ABA IMAM

Analisis APBN 2016 "antara Pemerataan dan Pertumbuhan yang tinggi"

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan bagian terpenting dalam menjalankan roda pemerintahan.

Pada tahun 2016 Belanja Negara Rp. 2.095, 7 triliun, terdiri dari belanja Kementerian/ lembaga Rp. 784,1 trilliu, Transfer ke daerah dan Dana Desa Rp. 770,2 trilliun dan sisanya 541,4 belanja non kementerian/ lembaga.

sedangkan pada Pendapatan Negara, kontribusi tertinggi masih bersumber dari Pajak sebesar Rp. 1.360,1 trilliun, disusul penerimaan bukan pajak dan penerimaan kepabean dan cukai.

Dari struktur Belanja Negara  dapat terlihat bahwa pemerintah memilih menggunakan strategi pertumbuhan dengan pemerataan. hal ini dapat dilihat proporsi belanja negara pada kedua pos ini hampir sama.

Pada belanja kementerian dan lembaga pemerintah menghendaki terjadinya pertumbuhan yang tinggi dengan mendorong kementerian dan lembaga untuk optimal dapat memanfaatkan alokasi dana yang ada. sehingga diharapkan dapat terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Disisi lain, untuk menekan semakin melebarnya ketimpangan antara daerah, kota, dan desa , maka pemerintah mengucurkan dana yang cukup besar (770,2 trilliu red) dengan harapan terjadi pemerataan pembangunan antara desa, kabupaten dan kota, dengan nawacitanya membangun dari pinggiran. bersambung..............................

Sinergi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Pertumbuhan Ekonomi yang berkelanjutan


Untuk membandingkan peran ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap beberapa negara tetangga, dapat digunakan data dari Bank Dunia.
Pertama, perbandingan ekspor teknologi tinggi pada tahun 2011, untuk Indonesia dalam juta dolar Amerika Srerikat adalah 5.461, Malaysia 60.808 atau 11 kali dari Indonesia, sedangkan Filipina 2,4 kali, Singapura 23 kali, Thailand 6 kali, dan Vietnam 1,6 kali.
 
Untuk hal yang sama pada tahun 2012, Malaysia memperoleh 13 kali ekspor Indonesia, Filipina 4,5 kali, Singapura 27 kali, dan Thailand 7,5 kali.
Data dua tahun ini menunjukkan peran teknologi tinggi untuk menghasilkan devisa Indonesia ketertinggalannya bertambah lebar.
 
Kedua, Knowledge Economy Index pada tahun 2012, Swedia berada di urutan pertama dengan nilai 9,43 dari 145 negara yang dinilai, sedangkan Singapura berada pada urutan ke-23 dengan nilai 8,26, Malaysia urutan ke-48 dengan nilai 6,1, Thailand urutan ke-66 dengan nilai 5,21, Filipina urutan ke-92 dengan nilai 3,94, Vietnam urutan ke-104 dengan nilai 3,4, dan Indonesia di urutan ke-108 dengan nilai 3,1.
 
Data ini menujukkan bahwa Iptek di Indonesia belum cukup kuat menjadi basis pertumbuhan ekonomi.
 
Ketiga, data perdagangan manufaktur, selisih antara ekspor terhadap impor, dari 2011 ke 2012, Indonesia tumbuh 6 persen, Filipina 29 persen, Singapura 11 persen, Thailand 8 persen, dan Vietnam 22 persen, tampak pertumbuhan perdagangan manufaktur Indonesia tertinggal.
Sebagian dari penyebab ketertinggalan ini adalah teknologi produksi yang digunakan tidak baru karena sebagian besar perusahaan mengambil teknologi yang berasal dari luar negeri, terutama dari Jepang, Tiongkok, dan Jerman yang merupakan induk dari banyak perusahaan manufaktur besar berasal.
 
Hal ini menujukkan bahwa teknologi hasil riset dalam negeri belum banyak dimanfaatkan oleh perusahaan manufaktur bermodal asing di Indonesia. Hal yang sama juga terjadi di sebagian besar perusahaan yang berasal dari dalam negeri.
Keadaan ini dapat disebabkan belum tersedianya teknologi yang diperlukan untuk meningkatkan produksi, atau teknologi yang ada belum terbukti keandalannya.
 
Salah satu cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah menghasilkan produk yang diperlukan berbagai bangsa, dapat bersaing di tingkat dunia melalui penguasaan teknologi produk. Hal ini telah dibuktikan oleh Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan berbagai negara maju lainnya.
 
Cara ini dapat mengubah Indonesia dari penjual hasil alam menjadi penghasil produk berkualitas.
 
Dimulai dengan menentukan produk yang diperlukan oleh banyak bangsa dan sulit disaingi oleh negara lain berbahan baku lokal, seperti produk-produk berbahan baku dari laut.
 
Dari hasil penentuan ini, dapat dilakukan inventarisasi industri-industri yang mendukung. Bila telah ada, dapat dikembangkan. Akan tetapi, bila belum ada, perlu dibangun yang baru.
 
Pengembangan maupun pembangunan industri tersebut memerlukan teknologi, sumber daya manusia (SDM) dalam negeri yang andal dan cukup jumlahnya, kebijakan pemerintah sebagai payung dan penopang legalitasnya, modal, bahan baku, standar mutu produk, serta jaringan pemasaran.
 
Pada saat ini teknologi yang diperlukan dapat dikembangkan atau diadaptasi dari yang telah ada. Hal ini dimaksudkan agar hasil riset dapat langsung digunakan sesuai dengan kebutuhan industri.
 
Upaya ini telah dilakukan oleh beberapa perusahaan besar milik negara untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagian besar riset atau pengembangan (risbang) teknologi dilakukan sendiri dan hasilnya langsung digunakan.
 
Agar teknologi hasil risbang dari perguruan tinggi (PT) dan lembaga penelitian dan pengembangan (lemlitbang) sesuai dengan kebutuhan industri, diperlukan kebijakan yang menentukan topik-topik risbang yang harus dilaksanakan, serta mengatur anggaran yang ada agar diutamakan untuk membiayai topik-topik risbang tersebut.
 
Untuk menghindari tumpang-tindih kegiatan risbang, mengetahui ketersediaan dan arah aliran teknologi, serta kekosongan pasokan teknologi, perlu dipetakan kekhususan teknologi yang dihasilkan dari masing-masing PT dan lemlitbang.
 
Untuk menutup kekosongan pasokan teknologi, dapat diupayakan dari risbang dalam negeri, atau melalui kegiatan risbang bersama yang saling menguntungkan dengan pihak asing.
 
Dalam peran teknologi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, diperlukan banyak tenaga kerja Indonesia yang mempunyai kemampuan tinggi diberbagai bidang, seperti peneliti, perekayasa, insinyur, ahli kebijakan, operator mesin produksi, manajer, ahli keuangan, ahli pemasaran, serta ahli-ahli lainnya yang sesuai dengan kebutuhan.
Tenaga kerja ini hanya didapatkan melalui pendidikan tinggi berkualitas sehingga diperlukan sinergi antara program pendidikan tinggi, kegiatan risbang, dan kebutuhan industri.
Untuk mencapai produk unggulan Indonesia yang tidak tersaingi, diperlukan dukungan dari lembaga yang mengatur arah pendidikan tinggi, penentu topik-topik riset nasional, pembangun kerja sama PT, lemlitbang, pemerintah dengan industri, pembuat kebijakan-kebijakan yang memayungi dan mendorong sinergi pengembangan teknologi dengan pendidikan tinggi.

Sumber: Kemenristekdikti
Penulis. Harry Jusron (Kepala Bidang Evaluasi Riset IPTEK Masyarakat, Kementerian Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi)

“Hadapi Masyarakat Ekonomi Asean, Pemda Kembangkan Sektor Ekonomi Potensial di Kabupaten Dompu ”

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis sektor dan subsektor ekonomi potensial di Kabupaten Dompu berdasarkan kriteria keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif, dan spesialisasi. Untuk mengetahui dan menganalisis strategi pengembangan sektor dan subsektor ekonomi potensial di Kabupaten Dompu
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan tahun 2009-2013 Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Dompu. Metode analisis data yang digunakan adalah gabungan antara  location quotient (LQ), model rasio pertumbuhan (MRP), shift share modifikasi Esteban Marquillas (SS-EM), Overlay,  dan SWOT.
      Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat satu sektor  ekonomi yang potensial di Kabupaten Dompu yakni Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Sementara itu, jika dilihat secara subsektor hanya terdapat empat subsektor ekonomi berpontesi, yaitu subsektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan dan subsektor bank. 
      Bersadarkan hasil analisis SWOT strategi pengembangan sektor dan subsektor ekonomi potensial yakni; pada sektor keungan, persewaan dan perusahaan khususnya pada subsektor bank dilakukan dengan; Menjalin kerjasama antara pihak perbankkan, pemerintah daerah dan pengusaha untuk sama-sama mendorong pengembangan sektor potensial yang dimiliki oleh daerah Kabupaten Dompu. Pada subsektor kehutanan, peternakan dan perikanan dilakukan dengan; Peningkatan efisiensi dan produktifitas dari seluruh sumber daya yang digunakan di subsektor kehutanan, peternakan dan perikanan, dalam pelaksanaannya upaya peningkatan tersebut ditungkan dalam langkha-langkah sebagai berikut yaitu diversifikasi, itensifikasi, ekstensifiksi, rehabilitasi, deregulasi, debirokratisasi dan kebijakan harga hasil produksi serta harga sarana produksi  yang setepat-tepatnya;

Kata Kunci: Strategi Pengembangan, Sektor Potensial, Location Quotient (LQ), Model Rasio Pertumbuhan (MRP), Shift Share, dan Overlay

Pentingnya Analisis Sektor-sektor Ekonomi Potensial Di Kabupaten Dompu NTB (oleh Dodo Kurniawan)


1.1    Latar Belakang
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses terjadinya kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu Negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad.2010:11). Oleh karena itu Pembangunan seyogianya dipandang sebagai proses multidimensi yang mencakup reorganisasi dan reorientasi seluruh sistem ekonomi dan sosial, selain untuk meningkatkan pendapatan dan output (keluaran), pembangunan umumnya mengharuskan adanya perubahan radikal dalam struktur lembaga, sosial, dan administrasi; mencakup juga sikap, kebiasaan dan kepercayaan. (Todaro dan Smith 2011:133). Jhingan  (2012:41-42) menyatakan bahwa Pembangunan merupakan proses pertumbuhan yang bertumpu pada kemampuan perekonomian di dalam negeri. Hasrat untuk memperbaiki nasib dan prakarsa untuk menciptakan kemajuan material harus muncul dari warga dalam negera itu sendiri. Pembangunan harus diprakarsai dan tak dapat dicangkok dari luar. Kekuatan luar seyogyanya merangsang dan membantu kekuatan nasional.
Dalam kerangka perekonomian daerah, Arsyad (2010:374) menyatakan bahwa pembangunan ekonomi daerah adalah proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Dalam kerangka pencapaian tujuan pembangunan ekonomi daerah dibutuhkan kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada ciri khas (unique value) dari daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah).
Dalam upaya mendorong pemerintah daerah untuk menggali, mengenali dan mengembangkan serta memanfaatkan potensi sumberdaya lokal untuk mempercepat pembangunan daerah, maka Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan otonomi daerah melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah sebagai pengganti Undang-Undang No 25 Tahun 1999. Sejak diberlakukanya ke dua Undang-Undang tersebut di atas memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk menggali potensi lokal dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi lokal. Dalam rangkan percepatan pembangunan daerah dan mendekatkan pelayanan terhadap masyarakat, banyak daerah yang ingin memekarkan diri. Hal ini dapat terlihat dalam kurun waktu 2000-2010 telah terjadi pemekaran daerah secara masif, dan tidak pernah terjadi pada era-era sebelumya. Selama 1999-2009 terbentuk 205 daerah otonom baru dari berbagai tingkatan, saat ini Indonesia memiliki 530 daerah otonom, terdiri atas 33 provinsi, 398 kabupaten, 93 kota, 5 kota administratif dan 1 kabupaten administratif (Basuki. 2011:5). Dengan adanya pengembangan wilayah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota diharapkan perekonomian daerah dapat berkembang pesat dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya di daerah.
 Otonomi daerah merupakan perwujudan kewenangan daerah untuk membentuk pemerintahan daerah yang mandiri dan otonom dengan mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 juga mengatur penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelaksanaan desentralisasi. Melalui otonomi daerah diharapkan penyelenggaraan pemerintahan daerah lebih dapat melayani masyarakat dengan baik, mempercepat pertumbuhan ekonomi, memperkuat kehidupan demokrasi meningkatkan keamanan dan ketertiban serta hubungan antaradaerah yang haromonis (Basuki.2011:4). Selain itu pemerataan pembangunan di seluruh daerah diharapkan dapat terwujud dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan mengurangi dominasi pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan sehingga memenuhi prinsip-prinsip good governance.
Di Kabupaten Dompu sendiri sejak diberlakukannya  UU No. 32 dan 33 tahun 2004 sampai sekarang belum pernah dilakukan analisis dan identifikasi potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah sehingga untuk menggali, mengenali, dan mengembangkan serta memanfaatkan sumberdaya lokal dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi daerah tidak optimal. Disisi lain seharusnya dengan adanya ke dua Undang-undang di atas memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia maupun sumberdaya fisik lainnya secara optimal.
Dalam kurun waktu 2005-2014 kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Dompu selalu berubah- rubah seiring dengan pergantian kepala daerah. Berubah-ubahnya kebijakan pembangunan ekonomi ini diakibatkan belum adanya analisis dan identifikasi yang mendalam tentang sektor ekonomi potensial yang dimiliki. Sehingga pemerintah Kabupaten Dompu cenderung mengikuti kebijakan pembangunan ekonomi daerah di atasnya (Provinsi). Hal ini dapat dilihat pada Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) 2011-2015 Kabupaten Dompu. Dimana program yang diprioritaskan adalah PIJAR (sapi, jagung dan rumput laut) dengan misinya mengembangkan ekonomi sumberdaya lokal, padahal program PIJAR merupakan program unggulan Privinsi Nusa Tenggara Barat (Bappeda, 2011).
Di lain pihak, setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda baik dari sisi potensi kandungan sumber daya alam, kondisi geografis maupun potensi khas daerah lainnya. Oleh karena itu penyusunan kebijaksanaan pembangunan daerah, tidak dapat secara serta merta mengadopsi kebijaksanaan Nasional, Provinsi maupun Daerah lain yang dianggap berhasil. Untuk membangun suatu daerah, kebijakan yang diambil harus sesuai dengan masalah, kebutuhan dan potensi daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu penelitian yang mendalam harus dilakukan untuk memperoleh informasi bagi kepentingan perencanaan pembangunan daerah  (Arsyad, 1999:109).
Widodo (2006:111) menyatakan kegiatan perencanaan untuk pengembangan sektor ekonomi dimulai dengan melakukan proses identifikasi sektor ekonomi unggulan atau sektor ekonomi potensial daerah. Ada dua faktor utama yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi sektor ekonomi potensial daerah. pertama, sektor ekonomi yang unggul atau mempunyai daya saing dalam beberapa periode  tahun terakhir dan kemungkinan prospek sektor ekonomi di masa mendatang. Kedua, sektor ekonomi yang potensial untuk dikembangkan di masa mendatang, walaupun pada saat ini belum mempunyai daya saing yang baik. Dengan demikian pendekatan sektoral dalam perencanaan pembangunan daerah selalu dimulai dengan pertanyaan sektor ekonomi apa yang perlu dikembangkan (Aziz.1994). Oleh karena itu identifikasi dan analisis sektor ekonomi potensial menjadi hal penting bagi Kabupaten Dompu, dengan menggali, menemukan dan menetapkan sektor-sektor yang potensial diharapkan dapat menjadi kekuatan dan sebagai faktor pendorong pembangunan daerah. Penggalian ini sangat penting, karena diharapkan pembangunan daerah menjadi lebih fokus untuk mengembangkan potensi yang sudah ada, artinya keberhasilan pembangunan suatu daerah baru dapat dicapai apabila dilaksanakan sejalan dan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan.
Salah satu aspek penting dalam perencanaa pembangunan daerah adalah membangun ekonomi wilayah yang mampu menimbulkan daya tarik dan daya dorong yang tinggi serta mampu menjadi leading sektor bagi sektor lain untuk bergerak dan tumbuh. Dalam mengembangkan sektor ekonomi tersebut harus diperhatikan beberapa hal seperti kriteria apa yang menentukan sektor mana yang akan digunakan sebagai basis pembangunan daerah. Dengan menggunakan paradigma pembangunan wilayah masa kini yaitu pembangunan yang didasarkan pada ciri khas dari daerah Kabupaten Dompu dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan dan sumberdaya fisik secara lokal, maka pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah di masa mendatang akan semakin fokus, terarah, jelas, dan terukur.
Kabupaten Dompu   memiliki luas 2.324,55 Km2, secara geografis terletak antara posisi 117 30’ – 118 30’ Bujur Timur dan 5 54’ – 8 04’ Lintang Selatan. Secara administrasi Kabupaten Dompu  terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan dan 81 Desa/Kelurahan. Kabupaten Dompu memiliki luas wilayah ke tiga atau sekitar 11, 53 persen dari total wilayah Provinsi NTB, setelah Kabupaten Bima pada urut ke dua sekitar 21,78 persen dan urutan pertama Kabupaten Sumbawa sekitar 32,97 persen. Jumlah penduduk Kabupaten Dompu pada tahun 2013 sekitar 226.218 jiwa terdiri dari 114.186 laki-laki dan 112.032 perempuan. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Dompu selama kurun waktu 2010-2013 sebesar 3,31 persen.  Kepadatan penduduk Kabupaten Dompu masih kurang dari 100 jiwa per km2.
Berdasarkan hasil sensus pertanian Tahun 2013 terdata sebanyak 34,118 rumah tangga yang berusaha di sektor pertanian atau sekitar 60 persen dari total rumah tangga di Kabupaten Dompu. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian masih mempunyai pengaruh yang besar terhadap perekonomian di Kabupaten Dompu. Dengan demikian sektor yang diharapkan menjadi leading sektor yang mampu meningkatkan perekonomian wilayah yakni sektor pertanian. Selain sektor pertanian, sektor yang diharapkan menjadi leading sektor adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor Jasa-jasa. Hal ini terlihat pada PDRB Kabupaten Dompu Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2009-2013. Seperti   pada tabel 1.1 berikut:
Pada tahun 2009 PDRB Kabupaten Dompu hanya sebesar Rp.890 milyar, meningkat menjadi sebesar Rp.1,13 trilyun pada tahun 2013 atau meningkat sebesar Rp.239 milyar ( sebesar 27 persen). Kontribusi sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa mengalami peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Dimana, jika dibandingkan pada tahun 2009 kontribusi sektor pertanian hanya sebesar Rp.360 milyar, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp.167 milyar serta sektor jasa-jasa sebesar Rp.111 milyar. Di tahun 2010 kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan menjadi sebesar Rp.358 milyar, sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor  jasa-jasa memberikan kontribusi yang terus meningkat yakni sebesar Rp.178 milyar dan sebesar Rp.130 milyar.  Berbeda dengan tahun 2010, pada 2011 dan 2012 ketiga sektor yakni sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa kembali mendominasi kontribus PDRB atas dasar harga konstan. Sektor pertanian pada tahun 2011 menyumbang sebesar Rp.388 milyar dan disusul tahun 2012 sebesar Rp.416 milyar, sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2011 menyumbang sebesar Rp.191 milyar dan tahun 2012 sebesar Rp.205 milyar serta sektor jasa-jasa pada tahun 2011 menyumbang sebesar Rp.139 milyar dan tahun 2012 sebesar Rp.142 milyar  (lihat tabel 1.1).
Secara sektoral, dalam kurun waktu 2009-2013 terdapat tiga sektor yang memberikan kontribusi cukup tinggi yakni sektor pertanian dengan rata-rata kontribusi sebesar 39 persen disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan rata-rata kontribusi sebesar 19 persen dan sektor jasa-jasa dengan rata-rata kontribusi sebesar 13 persen. Secara subsektor, maka subsektor pertanian tanaman pangan yang paling besar memberikan kontribusi yakni sebesar 24 persen disusul subsektor perdagangan besar sebesar 18 persen dan  subsektor jasa pemerintahan sebesar 12 persen.
Jika dilihat dari pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) secara agregat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dompu dari tahun ke tahun terhitung  2009-2013 sangat fluktuatif.  Lihat tabel 1.2.  Pada tahun 2010 pertumbuhan PDRB Kabupaten Dompu sebesar 4,57 persen, menurun bila dibandingkan pertumbuhan PDRB Kabupaten tahun 2009 sebesar 5,29 persen. Namun pada tahun 2011 pertumbuhan PDRB Kabupaten Dompu kembali meningkat sebesar 7,98 persen. Penurunan pertumbuhan PDRB Kabupaten Dompu kembali terjadi dalam dua tahun terakhir, dimana pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dompu sebesar 6,82 persen dan tahun 2013 turun lagi menjadi sebesar 5,23 persen. Jika dilihat secara rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dompu selama periode 2009-2013, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dompu sebesar 5,98 persen.
Bila dilihat persektor dan subsektor rata-rata pertumbuhan selama periode 2009-2013 yakni; Sektor pertanian tumbuh  sebesar  4,19 persen, subsektor yang paling tinggi, pertumbuhannya adalah subsektor perikanan sebesar 6,34 persen disusul subsektor peternakan sebesar 4,90 persen, subsektor kehutanan sebesar 4,47 persen dan subsektor perkebunan sebesar 3,73 persen sedangkan subsektor yang paling rendah tingkat pertumbuhannya adalah subsektor  tanaman pangan  tumbuh sebesar 3,69 persen. Sektor dan  subsektor pertambangan tumbuh   sebesar 6,64 persen, sektor pertambangan hanya memiliki satu subsektor yakni subsektor penggalian dengan pertumbuhan sebesar 6,64 persen. Sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 4,70 persen, sektor ini juga hanya memili satu sektor yakni industri tanpa migas yang tumbuh sebesar 4,70 persen. Sektor listrik dan air bersih tumbuh sebesar 6,81 persen, subsektor yang paling tinggi adalah subsektor listrik sebesar 8,01 persen sedangkan subsektor air bersih hanya tumbuh sebesar 0,51 persen. Sektor bangunan tumbuh sebesar 8,39 persen. Sektor perdagangan hotel dan restoran tumbuh sebesar 7,22 persen, subsektor yang paling tinggi pertumbuhannya adalah subsektor restoran sebesar 7,96 persen disusul oleh subsektor perdagangan besar sebesar 7,18 persen dan subsektor hotel tumbuh sebesar 7,00 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 6,02 persen, subsektor yang paling tinggi tumbuh adalah subsektor komunikasi sebesar 9,50 persen dan disusul sektor pengangkutan sebesar 5,62 persen. Sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 10, 61 persen, subsektor yangmemiliki pertumbuhan  paling tinggi adalah subsektor bank sebesar 13,38 persen, disusul subsektor jasa perusahaan sebesar 8,03 persen dan subsektor lembaga keuangan bukan bank sebesar  7,68 persen serta subsektor sewa bangunan sebesar 7,21. Sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 6,02 persen, subsektor jasa swasta yang memiliki pertumbahan tinggi sebesar 6,83 sedangkan jasa pemerintahan dan pertahanan hanya tumbuh 5,93 persen.
Untuk melakukan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan tidak cukup hanya melihat struktur dan pertumbuhan ekonomi. diperlukan analisis dan identifikasi yang mendalam tentang sektor/subsektor ekonomi potensial di Kabupaten Dompu dengan menganalisis data PDRB baik dari sisi kontribusi maupun sisi pertumbuhan. Menurut Widodo (2006), “ Pengembangan sektor ekonomi akan optimal bila didasarkan pada keunggulan komparatif keunggulan kompetitif  dan spesialisasi”. Untuk mengetahui keunggulan komparatif suatu sektor digunakan analisis  Location Quotient (LQ), untuk melihat keunggulan kompetitif  dan spesialisasi digunakan analisis  shift-share dan model rasio pertumbuhan (MRP), untuk memperoleh sektor dan subsektor ekonomi potensial digunakan analisis Overlay (gabungan LQ, MRP dan SS). Sedangkan untuk melihat pola dan struktur pertumbuhan ekonomi sektoral digunakan modifikasi tipologi klassen, dan untuk merencanakan strategi pengembangan sektor dan subsektor ekonomi potensial digunakan analisis SWOT.
Berdasarkan uraian di atas, maka analisis sektor dan subsektor ekonomi potensial di Kabupaten Dompu menjadi sebuah keharusan untuk dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan kondisi perekonomian Kabupaten Dompu dengan kondisi perekonomian  Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan harapan dapat mengetahui sektor dan subsektor ekonomi potensial (berdasarkan kriteria keunggulan Komparatif, keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi), mengetahui pola dan struktur pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dompu serta mengetahui dan mengidentifikasi strategi pengembangan sektor dan subsektor ekonomi potensial di Kabupaten Dompu. Dengan mengetahui sektor dan subsektor ekonomi potensial, pola dan struktur pertumbuhan ekonomi dan strategi pengembangannya, maka diharapkan dalam penyusunan perencanaan pembangunan Kabupaten Dompu bisa lebih fokus, terarah, jelas, dan terukur.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan  dalam penelitian ini adalah:
1.      Sektor dan subsektor ekonomi apa yang potensial di Kabupaten Dompu berdasarkan kriteria keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif, dan spesialisasi?
2.      Bagaimana pola dan struktur pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dompu baik secara sektoral maupun  agregat terhadap Provinsi Nusa Tenggara Barat?
3.      Bagaimana  strategi pengembangan sektor dan subsektor ekonomi potensial di Kabupaten Dompu?
1.3     Tujuan Penelitian
Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.      Mengidentifikasi dan menganalisis sektor dan subsektor ekonomi potensial di Kabupaten Dompu berdasarkan kriteria keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif, dan spesialisasi.
2.      Mengetahui pola dan struktur pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dompu baik secara    sektoral maupun  agregat terhadap Provinsi Nusa Tenggara Barat.
3.      Mengetahui dan menganalisis strategi pengembangan sektor dan subsektor ekonomi potensial di Kabupaten Dompu (maksimal 3 sektor dan subsektor yang paling potensial).

1.4    Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu:
1.      Secara akademik merupakan salah satu syarat untuk mencapai kebulatan studi strata dua (S2) Magister Ilmu Ekonomi pada Program Pasca Sarjana Universitas Mataram.
2.      Bagi Pemerintah Kabupaten Dompu, hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai masukan dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan ekonomi daerah sehingga pembangunan ekonomi  Kabupaten Dompu bisa lebih fokus, terarah, jelas dan terukur.
3.      Memberikan gambaran untuk peneliti lain yang berminat mengenai topik dan telaah yang dibahas sehingga dapat dijadikan sebagai masukkan dan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terhadap penelitian yang akan datang.